««•»»
Surah Saba' 15
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
««•»»
laqad kaana lisaba-in fii maskanihim aayatun jannataani 'an yamiinin wasyimaalin kuluu min rizqi rabbikum wausykuruu lahu baldatun thayyibatun warabbun ghafuurun
««•»»
Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".
««•»»
There was certainly a sign for Sheba in their habitation: two gardens, to the right and to the left. ‘Eat of the provision of your Lord and give Him thanks: a good land and an all-forgiving Lord!’
««•»»
Di sebelah selatan negeri Yaman berdiam suatu kaum bernama Saba'. Mereka menempati suatu daerah yang amat subur sehingga mereka hidup makmur dan telah mencapai kemajuan dan kebudayaan yang tinggi. Mereka dapat menguasai air hujan yang turun dengan lebatnya pada musim tertentu dengan membangun sebuah bendungan raksasa yang dapat menyimpan air untuk musim kemarau. Bendungan itu boleh dikatakan bendungan alami karena terletak di antara dua buah bukit dan di ujungnya di bangun bangunan yang tinggi untuk mencegah air mengalir ke padang pasir dengan percuma. Mereka membuat pintu-pintu air yang bila di buka dapat mengalirkan air ke daerah yang mereka kehendaki. Bendungan ini terkenal dengan "Bendungan Ma'rib" atau "Bendungan Al-Arim". Banyak di antara ahli sejarah dan bara peneliti di barat meragukan tentang adanya Bendungan Ma'rib ini. Akhirnya seorang peneliti dari Prancis datang sendiri ke selatan Yaman untuk menyelidiki sisa-sisa Bendungan itu pada tahun 1843.
Dia dapat membuktikan adanya Bendungan itu dengan menemukan bekas-bekasnya, lalu memotretnya dan mengirimkan gambar-gambarnya ke suatu majalah di Prancis. Kemudian para peneliti lainnya menemukan pula beberapa batu tulis di antara reruntuhan Bendungan itu. Dengan demikian bertambah yakinlah mereka bahwa dahulu kala di sebelah Selatan Yaman telah berdiri sebuah kerajaan yang maju, makmur dan tinggi peradaban dan kebudayaannya. Pada ayat ini Allah menerangkan sekelumit tentang kaum Saba' yang mendiami daerah sebelah selatan Yaman itu. Mereka menempati sebuah wadi (lembah) yang luas dan subur berkat pengairan yang teratur dari Bendungan Ma'rib. Di kiri kanan daerah mereka terbentang kebun-kebun yang amat luas dan subur yang menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang melimpah ruah. Negeri ini karena subur dan makmurnya di bawah lindungan Allah Yang Maha Pengampun".
Kaum Saba' pada mulanya menyembah matahari. Setelah pimpinan kerajaan sampai ke tangan ratu Balqis mereka menjadi kaum yang beriman dengan tunduknya ratu itu kepada Sulaiman as.
Hal ini diceritakan dalam Alquran sebagai berikut:
فمكث غير بعيد فقال أحطت بما لم تحط به وجئتك من سبإ بنبإ يقين إني وجدت امرأة تملكهم وأوتيت من كل شيء ولها عرش عظيم وجدتها وقومها يسجدون للشمس من دون الله وزين لهم الشيطان أعمالهم فصدهم عن السبيل فهم لا يهتدون
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud) lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba' suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.
(QS. An Naml [27]:22-24)
Tetapi lama kelamaan kaum Saba' itu menjadi sombong dan takabur dan lupa bahwa nikmat kekayaan dan kemakmuran yang mereka miliki itu adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa dan Maha Pemurah. Allah dengan perantaraan Rasul-Nya memerintahkan agar mereka mensyukuri-Nya atas segala nikmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada mereka. Negeri mereka berkat karunia Allah menjadi subur dan makmur sedang Dia Maha Pengampun melindungi mereka dari segala macam bahaya dan malapetaka.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Sesungguhnya bagi kaum Saba) lafal Saba dapat dibaca dengan memakai harakat Tanwin pada akhirnya atau bisa juga tidak. Saba adalah nama suatu kabilah bangsa Arab yang diambil dari nenek moyang mereka (di tempat kediaman mereka) di negeri Yaman (ada tanda) yang menunjukkan akan kekuasaan Allah swt. (yaitu dua buah kebun) lafal Jannataani ini menjadi Badal dari lafal Aayatun (di sebelah kanan dan di sebelah kiri) lembah tempat mereka tinggal. Dan dikatakan kepada mereka, ("Makanlah oleh kalian dari rezeki Rabb kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Nya.") atas apa yang telah dikaruniakan-Nya kepada kalian berupa nikmat-nikmat yang ada di negeri Saba. (Negeri kalian, adalah negeri yang baik) tidak ada tanah yang tandus, tidak ada nyamuk, tidak ada lalat, tidak ada lalat pengisap darah, tidak ada kalajengking dan tidak ada ular. Seandainya ada orang asing lewat ke negeri itu dan pada bajunya terdapat kutu, maka kutu itu otomatis akan mati karena harum dan bersihnya udara negeri Saba. (Dan) Allah (Rabb Yang Maha Pengampun.)
««•»»
Verily there was for Sheba (Saba’, declined [as li-Saba’in] or left as indeclinable [li-Saba’a], is [the name of] a tribe that took its name from one of their Arab ancestors) in their dwelling-place, in Yemen, a sign: indicating God’s power, exalted be He, two gardens (jannatān, a substitution [for āyatun, ‘a sign’]) to the right and to the left, in other words, on the right side of their valley and on its left side. And it was said to them: ‘Eat of your Lord’s provision and give thanks to Him, for the graces He has bestowed on you in the land of Sheba. A good land — in which there was no dung, gnats, flies, fleas, scorpions, or snakes, and in which when a stranger passed through with his clothes lice-infected, these [lice] would be killed off because of the purity of its air — and, God is, a forgiving Lord.’
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Ibnul Mundzir dan ibnu Abu Hatim keduanya mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Sofyan yang ia terima dari Ashim dan Ashim menerimanya dari Ibnu Ruzain yang menceritakan, bahwa ada dua orang lelaki yang berserikat dalam usaha, lalu salah seorang di antaranya berangkat menuju ke negeri Syam, sedangkan yang lainnya tetap di tempat tinggalnya. Ketika Nabi saw. diutus oleh Allah, kemudian teman yang berada di negeri Syam itu berkirim surat kepada temannya yang berada di Mekah menanyakan tentang apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh utusan yang baru itu. Teman yang berada di tempatnya menjawab, bahwa dia hanya diikuti oleh orang-orang rendah dan orang-orang miskin kabilah Quraisy. Lalu teman yang sedang berniaga di negeri Syam itu meninggalkan dagangannya dan langsung berangkat menemui temannya yang berada di Mekah.
Setelah sampai di Mekah ia berkata kepada temannya, "Tunjukkanlah kepadaku di mana ia berada." Orang yang datang dari Syam itu dapat membaca Kitab-kitab dahulu. Lalu ia mendatangi Nabi saw. dan langsung bertanya, "Apakah yang kamu serukan?" Nabi saw. menjawabnya dengan jawaban rinci. Lelaki itu berkata, "Aku bersaksi, bahwa sesungguhnya engkau adalah utusan Allah." Nabi saw. bertanya, "Apakah gerangan yang membuat kamu mengerti hal ini?" Lelaki itu menjawab, "Sesungguhnya tidak ada seorang Nabi pun melainkan ia hanya diikuti oleh orang-orang rendahan dan orang-orang miskin." Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, 'Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya.'"
(QS. Saba [34]:34)
Lalu Nabi saw. mengirimkan utusan untuk menyampaikan kepada lelaki itu bahwa Allah swt. telah menurunkan wahyu yang membenarkan apa yang kamu katakan.
Surah Saba' 15
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
««•»»
laqad kaana lisaba-in fii maskanihim aayatun jannataani 'an yamiinin wasyimaalin kuluu min rizqi rabbikum wausykuruu lahu baldatun thayyibatun warabbun ghafuurun
««•»»
Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".
««•»»
There was certainly a sign for Sheba in their habitation: two gardens, to the right and to the left. ‘Eat of the provision of your Lord and give Him thanks: a good land and an all-forgiving Lord!’
««•»»
Di sebelah selatan negeri Yaman berdiam suatu kaum bernama Saba'. Mereka menempati suatu daerah yang amat subur sehingga mereka hidup makmur dan telah mencapai kemajuan dan kebudayaan yang tinggi. Mereka dapat menguasai air hujan yang turun dengan lebatnya pada musim tertentu dengan membangun sebuah bendungan raksasa yang dapat menyimpan air untuk musim kemarau. Bendungan itu boleh dikatakan bendungan alami karena terletak di antara dua buah bukit dan di ujungnya di bangun bangunan yang tinggi untuk mencegah air mengalir ke padang pasir dengan percuma. Mereka membuat pintu-pintu air yang bila di buka dapat mengalirkan air ke daerah yang mereka kehendaki. Bendungan ini terkenal dengan "Bendungan Ma'rib" atau "Bendungan Al-Arim". Banyak di antara ahli sejarah dan bara peneliti di barat meragukan tentang adanya Bendungan Ma'rib ini. Akhirnya seorang peneliti dari Prancis datang sendiri ke selatan Yaman untuk menyelidiki sisa-sisa Bendungan itu pada tahun 1843.
Dia dapat membuktikan adanya Bendungan itu dengan menemukan bekas-bekasnya, lalu memotretnya dan mengirimkan gambar-gambarnya ke suatu majalah di Prancis. Kemudian para peneliti lainnya menemukan pula beberapa batu tulis di antara reruntuhan Bendungan itu. Dengan demikian bertambah yakinlah mereka bahwa dahulu kala di sebelah Selatan Yaman telah berdiri sebuah kerajaan yang maju, makmur dan tinggi peradaban dan kebudayaannya. Pada ayat ini Allah menerangkan sekelumit tentang kaum Saba' yang mendiami daerah sebelah selatan Yaman itu. Mereka menempati sebuah wadi (lembah) yang luas dan subur berkat pengairan yang teratur dari Bendungan Ma'rib. Di kiri kanan daerah mereka terbentang kebun-kebun yang amat luas dan subur yang menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang melimpah ruah. Negeri ini karena subur dan makmurnya di bawah lindungan Allah Yang Maha Pengampun".
Kaum Saba' pada mulanya menyembah matahari. Setelah pimpinan kerajaan sampai ke tangan ratu Balqis mereka menjadi kaum yang beriman dengan tunduknya ratu itu kepada Sulaiman as.
Hal ini diceritakan dalam Alquran sebagai berikut:
فمكث غير بعيد فقال أحطت بما لم تحط به وجئتك من سبإ بنبإ يقين إني وجدت امرأة تملكهم وأوتيت من كل شيء ولها عرش عظيم وجدتها وقومها يسجدون للشمس من دون الله وزين لهم الشيطان أعمالهم فصدهم عن السبيل فهم لا يهتدون
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud) lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba' suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.
(QS. An Naml [27]:22-24)
Tetapi lama kelamaan kaum Saba' itu menjadi sombong dan takabur dan lupa bahwa nikmat kekayaan dan kemakmuran yang mereka miliki itu adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa dan Maha Pemurah. Allah dengan perantaraan Rasul-Nya memerintahkan agar mereka mensyukuri-Nya atas segala nikmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada mereka. Negeri mereka berkat karunia Allah menjadi subur dan makmur sedang Dia Maha Pengampun melindungi mereka dari segala macam bahaya dan malapetaka.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Sesungguhnya bagi kaum Saba) lafal Saba dapat dibaca dengan memakai harakat Tanwin pada akhirnya atau bisa juga tidak. Saba adalah nama suatu kabilah bangsa Arab yang diambil dari nenek moyang mereka (di tempat kediaman mereka) di negeri Yaman (ada tanda) yang menunjukkan akan kekuasaan Allah swt. (yaitu dua buah kebun) lafal Jannataani ini menjadi Badal dari lafal Aayatun (di sebelah kanan dan di sebelah kiri) lembah tempat mereka tinggal. Dan dikatakan kepada mereka, ("Makanlah oleh kalian dari rezeki Rabb kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Nya.") atas apa yang telah dikaruniakan-Nya kepada kalian berupa nikmat-nikmat yang ada di negeri Saba. (Negeri kalian, adalah negeri yang baik) tidak ada tanah yang tandus, tidak ada nyamuk, tidak ada lalat, tidak ada lalat pengisap darah, tidak ada kalajengking dan tidak ada ular. Seandainya ada orang asing lewat ke negeri itu dan pada bajunya terdapat kutu, maka kutu itu otomatis akan mati karena harum dan bersihnya udara negeri Saba. (Dan) Allah (Rabb Yang Maha Pengampun.)
««•»»
Verily there was for Sheba (Saba’, declined [as li-Saba’in] or left as indeclinable [li-Saba’a], is [the name of] a tribe that took its name from one of their Arab ancestors) in their dwelling-place, in Yemen, a sign: indicating God’s power, exalted be He, two gardens (jannatān, a substitution [for āyatun, ‘a sign’]) to the right and to the left, in other words, on the right side of their valley and on its left side. And it was said to them: ‘Eat of your Lord’s provision and give thanks to Him, for the graces He has bestowed on you in the land of Sheba. A good land — in which there was no dung, gnats, flies, fleas, scorpions, or snakes, and in which when a stranger passed through with his clothes lice-infected, these [lice] would be killed off because of the purity of its air — and, God is, a forgiving Lord.’
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Ibnul Mundzir dan ibnu Abu Hatim keduanya mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Sofyan yang ia terima dari Ashim dan Ashim menerimanya dari Ibnu Ruzain yang menceritakan, bahwa ada dua orang lelaki yang berserikat dalam usaha, lalu salah seorang di antaranya berangkat menuju ke negeri Syam, sedangkan yang lainnya tetap di tempat tinggalnya. Ketika Nabi saw. diutus oleh Allah, kemudian teman yang berada di negeri Syam itu berkirim surat kepada temannya yang berada di Mekah menanyakan tentang apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh utusan yang baru itu. Teman yang berada di tempatnya menjawab, bahwa dia hanya diikuti oleh orang-orang rendah dan orang-orang miskin kabilah Quraisy. Lalu teman yang sedang berniaga di negeri Syam itu meninggalkan dagangannya dan langsung berangkat menemui temannya yang berada di Mekah.
Setelah sampai di Mekah ia berkata kepada temannya, "Tunjukkanlah kepadaku di mana ia berada." Orang yang datang dari Syam itu dapat membaca Kitab-kitab dahulu. Lalu ia mendatangi Nabi saw. dan langsung bertanya, "Apakah yang kamu serukan?" Nabi saw. menjawabnya dengan jawaban rinci. Lelaki itu berkata, "Aku bersaksi, bahwa sesungguhnya engkau adalah utusan Allah." Nabi saw. bertanya, "Apakah gerangan yang membuat kamu mengerti hal ini?" Lelaki itu menjawab, "Sesungguhnya tidak ada seorang Nabi pun melainkan ia hanya diikuti oleh orang-orang rendahan dan orang-orang miskin." Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, 'Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya.'"
(QS. Saba [34]:34)
Lalu Nabi saw. mengirimkan utusan untuk menyampaikan kepada lelaki itu bahwa Allah swt. telah menurunkan wahyu yang membenarkan apa yang kamu katakan.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 14]•[AYAT 16]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
15of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=15&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#34:15
•[AYAT 14]•[AYAT 16]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
15of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=15&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#34:15