Rabu, 08 April 2015

[034] Saba' Ayat 003

««•»»
Surah Saba' 3

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَأْتِينَا السَّاعَةُ قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَالِمِ الْغَيْبِ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
««•»»
waqaala alladziina kafaruu laa ta/tiinaa alssaa'atu qul balaa warabbii lata/tiyannakum 'aalimi alghaybi laa ya'zubu 'anhu mitsqaalu dzarratin fii alssamaawaati walaa fii al-ardhi walaa ashgharu min dzaalika walaa akbaru illaa fii kitaabin mubiinin
««•»»
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)",
««•»»
The faithless say, ‘The Hour will not overtake us.’ Say, ‘Yes indeed, by my Lord, it will surely come to you.’ —The Knower of the Unseen, not [even] an atom’s weight escapes Him in the heavens or in the earth, nor [is there] anything smaller than that nor bigger, but it is in a manifest Book,
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan bagaimana sesatnya orang-orang kafir yang mengingkari hari Kiamat dan mengatakan bahwa hidup ini hanya hidup di dunia saja.

Mereka mengatakan bahwa kehidupan akhirat yang diberitakan Muhammad saw adalah omong kosong belaka, suatu yang tidak mungkin terjadi karena tubuh manusia setelah masuk kubur akan hancur luluh tak berbekas apalagi setelah berlalu atasnya masa yang panjang.

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya menolak dengan keras anggapan orang-orang kafir yang sesat itu. Allah memerintahkan supaya dia bersumpah dengan menyebut nama Allah bahwa hari Kiamat itu pasti datang. Ayat ini adalah salah satu dari tiga ayat yang menyuruh Nabi Muhammad saw supaya bersumpah dengan menyebut nama Allah sebagai bantahan terhadap keingkaran orang-orang kafir,
seperti ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
ويستنبئونك أحق هو قل إي وربي إنه لحق وما أنتم بمعجزين
Dan mereka menanyakan kepadamu "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: "Ya", demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya).
(QS. Yunus [10]:53)

Yang kedua dalam surah At Tagabun:
زعم الذين كفروا أن لن يبعثوا قل بلى وربي لتبعثن ثم لتنبؤن بما عملتم وذلك على الله يسير
Artinya:
Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian. demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(QS. At Tagabun [64]:7)

Dan yang ketiga, ayat 3 surah Saba' ini, demikian kerasnya bantahan yang harus diucapkan oleh Nabi Muhammad terhadap keingkaran orang kafir tentang Hari Berbangkit, karena Hari Berbangkit itu adalah suatu hikmah dan kebijaksanaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya.

Suatu hikmah dan kebijaksanaan yang tidak dipahami oleh orang-orang kafir atau mereka tidak mau memahaminya. Hikmah dan kebijaksanaan itu ialah, Allah tidak akan membenarkan hamba-hamba-Nya untuk berbuat sekehendak hatinya.

Allah telah menjelaskan dengan perantaraan Rasul-rasul-Nya bahwa barangsiapa yang berbuat kejahatan atau kelaliman akan dibalas dengan balasan yang setimpal baik di dunia maupun di akhirat. Kalau seorang hamba belum dapat balasan di dunia atas kejahatannya karena kedudukannya atau kepintarannya menyembunyikan kejahatan itu, maka balasannya pasti akan diterimanya di akhirat nanti.

Demikian pula halnya hamba-hamba Allah yang berbuat kebaikan. Ini adalah hikmah dan kebijaksanaan Allah Yang Maha Adil, Maha Mengetahui segala perbuatan hamba-hamba-Nya.

Pada Hari Berbangkit semua amal perbuatan manusia mendapat balasan yang wajar walaupun di dunia sudah mendapat siksaan apalagi bagi hamba Allah yang belum menerima balasannya. Mengingkari Hari Kiamat dan hari pembalasan berarti mengingkari hikmah kebijaksanaan Allah Yang Maha Adil dan Maha Kuasa.

Kemudian Allah menerangkan bahwa Dia mengetahui semua yang ada dan yang terjadi di langit dan di bumi, tak ada suatupun yang tersembunyi bagi-Nya, walaupun sebesar zarah (zat atom) sekalipun karena semua itu telah termaktub dalam Lohmahfuz. Janganlah seorang hamba Allah mengira bahwa apapun amal perbuatannya walau bagaimanapun kecilnya atau bagaimanapun ia berusaha menutupi dan menyembunyikannya luput dari pengetahuan Allah. Pastilah Allah mengetahuinya dan Dia akan membalas perbuatan itu baik di dunia, maupun di akhirat sesuai dengan hikmah kebijaksanaan dan keadilan-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan orang-orang yang kafir berkata, "Hari terakhir itu tidak akan datang kepada kami") yakni hari kiamat. (Katakanlah) kepada mereka, ("Pasti datang, demi Rabbku Yang mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepada kalian) kalau dibaca `Aalimil Ghaibi berarti menjadi sifat dari lafal Rabbii.

Kalau dibaca `Aalimul Ghaibi berarti menjadi Khabar dari Mubtada, sehingga artinya menjadi seperti berikut, Ya, pasti datang, demi Rabbku, hari kiamat itu pasti akan datang kepada kalian; Dia mengetahui yang gaib.

Bacaan yang kedua ini lebih sesuai dengan kalimat yang sesudahnya, yaitu, (tidak ada yang tersembunyi) tiada yang tidak tampak (bagi-Nya seberat) sebesar (zarah pun) zarah artinya semut yang paling kecil (yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan semuanya tercatat dalam Kitab yang nyata.) Kitab yang jelas, yang dimaksud adalah Lohmahfuz.

««•»»
And those who disbelieve say, ‘The Hour, the Resurrection, will never come to us’. Say, to them: ‘Yes indeed, by my Lord, it shall come to you — [by] the Knower of the Unseen (read ‘ālimi’l-ghaybi as an adjectival qualification [of wa-rabbī, ‘by my Lord’], or read ‘ālimu’l-ghaybi, as the predicate of a [missing] subject [such as huwa, ‘He is’]; or read ‘allāmi’l-ghaybi). Not [even] the weight of an atom escapes, is hidden [from], Him in the heavens or in the earth, nor [is there] anything smaller than that or greater, but it is in a Manifest Book, namely, the Preserved Tablet (al-lawh al-mahfūz),
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2][AYAT 4]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
3of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#34:3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar