Selasa, 21 April 2015

[034] Saba' Ayat 011

««•»»
Surah Saba' 11

أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
««•»»
ani i'mal saabighaatin waqaddir fii alssardi wai'maluu shaalihan innii bimaa ta'maluuna bashiirun
««•»»
 (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.
««•»»
saying, ‘Make easy coats of mail, and keep the measure in arranging [the links], and act righteously. Indeed I see best what you do.’
««•»»

Lalu Allah memerintahkan kepada Nabi Daud as supaya membuat baju besi istimewa dari bahan besi yang lunak dan lembut bukan seperti baju yang dikenal di masa itu. Biasanya baju besi di masa itu dibikin dari kepingan-kepingan besi yang tipis disusun seperti baju, tetapi baju besi itu sangat mengganggu pemakainya selain menimbulkan panas pada badan juga membatasi gerak badan. Tetapi baju besi yang dibikin Daud, karena besinya telah menjadi lunak dan lembut itu jauh berbeda dengan baju besi biasa. Baju besi itu dibikin seperti gulungan-gulungan rantai yang disusun rapi sehingga baju besi itu mengikuti gerak badan sehingga pemakainya dapat bergerak dengan bebas tanpa merasakan gangguan apapun. Demikianlah dengan baju besi yang lunak dan lembut itu Daud dapat membikin alat senjata yang baru dan modern untuk mempertahankan kerajaannya dari serangan musuh.

Kemudian untuk mensyukuri nikmat dan karunia Allah kepadanya, Allah memerintahkan pula supaya Daud dan kaumnya selalu mengerjakan amal saleh dan mempergunakan segala nikmat yang dikaruniakan Allah itu untuk mencapai keridaan-Nya. Dia selalu melihat dan mengetahui apa yang dikerjakan oleh hamba-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Dan kami berfirman pula, ("Buatlah) dari besi itu (baju besi yang besar-besar) yang menutupi tubuh pemakainya, sehingga terseret ke tanah karena besarnya (dan ukurlah anyamannya) anyamlah baju besi itu, oleh karenanya pembuat baju besi dinamakan Sarrad. Maksudnya jadikanlah baju besi itu sehingga sesuai dengan ukuran pemakainya (dan kerjakanlah oleh kalian) oleh keluarga Daud bersama-sama Daud sendiri (amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kalian kerjakan.") maka, Aku akan membalasnya kepada kalian.
««•»»
And We said: ‘Fashion, from it, long coats of mail — complete suits of armour which the person wearing it drags behind him along the ground — and measure [well] the links’, that is, in the weaving of the coats (the maker of these is called sarrād). In other words, make them so that the rings thereof are arranged properly. And act, O family of David, together with him, righteously. Indeed I am Seer of what you do, and will requite you for it accordingly.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 10][AYAT 12]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#34:11

[034] Saba' Ayat 010

««•»»
Surah Saba' 10

وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُدَ مِنَّا فَضْلًا يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ
««•»»
walaqad aataynaa daawuuda minnaa fadhlan yaa jibaalu awwibii ma'ahu waalththhayra wa-alannaa lahu alhadiida
««•»»
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuk- nya,
««•»»
Certainly We gave David a grace from Us: ‘O mountains and birds, chime in with him!’[Cf. 38:17-19] And We made iron soft for him,
««•»»

Di antara nikmat dan karunia Allah yang dianugerahkan kepada Nabi Daud as., ialah suaranya yang sangat merdu. Diriwayatkan bahwa Nabi Daud as., adalah seorang komponis pencipta nyanyian yang bersifat keagamaan.

Ketika Daud as., menyanyikan lagu-lagu itu dengan suaranya yang merdu apalagi lagu-lagu itu menggambarkan pula kebesaran Tuhan kemuliaan dan keagungan-Nya, maka alam sekitarnya bergema turut mengikuti irama suaranya seakan-akan bukit-bukit, pohon-pohon, burung-burung dan sebagainya ingat mengingat supaya mengikuti irama yang dinyanyikan itu.

Kita tidak mengetahui bagaimana alam sekitarnya bertasbih dan bernyanyi bersama Daud sebagaimana diperintahkan Allah kepadanya. Hal itu memang tidak dapat diketahui oleh manusia,

sebagai tersebut dalam firman-Nya:
تسبح له السموات السبع والأرض ومن فيهن وإن من شيء إلا يسبح بحمده ولكن لا تفقهون تسبيحهم إنه كان حليما غفورا
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
(QS. Al Isra': 44)

Mengenai keindahan dan kemerduan suara Daud as diriwayatkan dalam sebuah hadis sahih bahwa Rasulullah saw ketika mendengar suara Abu Musa Asy'ary r.a membaca Alquran di waktu malam, beliau berdiri mendengarkan bacaannya, Kemudian beliau berkata: "Sesungguhnya orang ini telah dikaruniai Allah suara merdu seperti keluarga Daud.

Di antara nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya ialah dia dapat menjadikan besi yang keras itu menjadi lunak seperti lilin dapat dibentuk menurut kemauannya untuk membuat alat-alat terutama alat peperangan tanpa dipanaskan dengan api sebagaimana yang bisa dilaksanakan orang, karena ini adalah mukjizat dari Allah yang dikaruniakan kepadanya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami) berupa kenabian dan Kitab Zabur. Dan Kami berfirman, ("Hai gunung-gunung! Lakukanlah berulang-ulang) yakni ulang-ulanglah (bersama Daud) melakukan tasbih; maksudnya bertasbihlah berulang-ulang bersamanya (dan burung-burung") dibaca Nashab karena di'athafkan secara Mahall pada lafal Al Jibaalu maksudnya Kami menyeru mereka supaya bertasbih bersamanya (dan Kami telah melunakkan besi untuknya) sehingga besi di tangan Nabi Daud bagaikan adonan roti lunaknya.
««•»»
And verily We bestowed on David a [great] favour from Us — prophethood and scripture — and We said: ‘O mountains, repeat with him [in praise], by making glorifications, and the birds [too]!’ (read wa’l-tayra in the accusative as a supplement to the [syntactical] locus of jibāl, ‘mountains’, in other words, and We also called on them to glorify [God] with him). And We made iron malleable for him, so that it was as dough in his hands.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#34:10

Rabu, 08 April 2015

[034] Saba' Ayat 009

««•»»
Surah Saba' 9

أَفَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنْ نَشَأْ نَخْسِفْ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ نُسْقِطْ عَلَيْهِمْ كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِكُلِّ عَبْدٍ مُنِيبٍ
««•»»
afalam yaraw ilaa maa bayna aydiihim wamaa khalfahum mina alssamaa-i waal-ardhi in nasya/ nakhsif bihimu al-ardha aw nusqith 'alayhim kisafan mina alssamaa-i inna fii dzaalika laaayatan likulli 'abdin muniibin
««•»»
Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya).
««•»»
Have they not regarded that which is before them and that which is behind them of the sky and the earth? If We like, We can make the earth swallow them, or let fall on them a fragment from the sky. There is indeed a sign in that for every penitent servant.
««•»»

Pada ayat ini Allah memberikan peringatan kepada orang-orang yang tidak percaya akan terjadinya hari kiamat dan menyuruh mereka memperhatikan kenyataan-kenyataan dan kejadian-kejadian alam yang mereka ketahui bahkan yang mereka saksikan sendiri.

Betapa banyaknya bencana-bencana alam yang terjadi di beberapa negeri seperti gempa yang keras dan dahsyat yang menghancurkan ribuan bangunan menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang sukar menilainya, banjir besar yang melanda dengan menghanyutkan ribuan rumah, manusia, binatang dan tanaman.

Di dalam sejarah orang dapat membaca bagaimana Allah menghancurkan beberapa umat yang bekas-bekas peninggalan mereka masih dapat dilihat sampai sekarang.

Apakah semua ini tidak menginsafkan mereka bahwa bila Dia menghendaki dapat membenamkan kampung halaman mereka ke dalam tanah, dan dapat pula mengirimkan benda langit seperti meteor atau planet, untuk membentur bumi dan dengan demikian terjadilah malapetaka yang tidak dapat dibayangkan bagaimana dahsyatnya dan bagaimana besar daya penghancurannya. Tidakkah mereka mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian alam itu atau dari kejadian yang tertulis dalam sejarah dan bekas-bekas peninggalan yang masih dapat mereka saksikan sendiri?

Bagi orang yang hatinya disinari iman, kejadian-kejadian itu menambah keimanan mereka dan menjadikan mereka meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Maha Kuasa dan bahwa mereka pada hakikatnya akan kembali kepada Allah Pemilik dan Penguasa langit dan bumi Yang Maha Bijaksana dan Maha Adil.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka, apakah mereka tidak melihat) tidak memperhatikan (kepada apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka) maksudnya apa yang ada di atas dan di bawah mereka (yaitu langit dan bumi? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan) dapat dibaca Kisfan atau Kisafan artinya gumpalan-gumpalan (dari langit) menurut qiraat yang lain lafal Nasya`, Nakhsif, dan Nusqith dibaca Yasya`, Yakhsif dan Yusqith. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal-hal yang terlihat itu (benar-benar terdapat tanda bagi setiap hamba yang kembali.") kepada Rabbnya, yaitu tanda yang menunjukkan akan kekuasaan Allah yang mampu membangkitkan hidup kembali dan menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
««•»»
Have they not observed what is before them and what is behind them, in other words, what is above them and what is beneath them, of heaven and earth? If We will [it], We can make the earth swallow them or let fall on them fragments (read kisfan or kisafan: ‘large pieces’) from the heaven (a variant reading has the third person singular for all three verbs [sc. yashā’, ‘He will’, yakhsif, ‘He makes to swallow’, yusqit, ‘He lets fall’]). Surely in that, which is observed, there is a sign for every penitent servant, turning back to his Lord, [signs] indicating God’s power to resurrect and to do what He will.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#34:9

[034] Saba' Ayat 008

««•»»
Surah Saba' 8

أَفتَرىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَم بِهِ جِنَّةٌ ۗ بَلِ الَّذينَ لا يُؤمِنونَ بِالآخِرَةِ فِي العَذابِ وَالضَّلالِ البَعيدِ
««•»»
aftaraa 'alaa allaahi kadziban am bihi jinnatun bali alladziina laa yu/minuuna bial-aakhirati fii al'adzaabi waaldhdhalaali alba'iidi
««•»»
Apakah dia mengada-adakan kebohongan terhadap Allah ataukah ada padanya penyakit gila?" (Tidak), tetapi orang-orang yang tidak ber- iman kepada negeri akhirat berada dalam siksaan dan kesesatan yang jauh.
««•»»
Has he fabricated a lie against Allah, or is there a madness in him?’ Rather those who do not believe in the Hereafter languish in punishment and extreme error.
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan bagaimana mendalamnya keingkaran orang-orang kafir terhadap terjadinya Hari Kiamat atau bagaimana hebatnya cemoohan dan olok-olok mereka terhadap Nabi Muhammad yang memberitakan akan terjadinya Hari Kiamat itu.

Mereka berkata antara sesama mereka apakah kamu mengetahui bahwa ada seorang laki-laki yang mengatakan bahwa apabila kita telah mati dan dikuburkan kemudian tubuh dan tulang-belulang kita telah menjadi hancur luluh, semuanya, nanti sesudah itu akan hidup kembali untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita?

Orang yang mengatakan hal itu tiada lain melainkan Muhammad sendiri yang mendakwahkan bahwa dia menerima wahyu dari Tuhannya. Mereka menganggap bahwa ini adalah suatu peluang besar bagi mereka untuk mempengaruhi pendapat umum untuk mendeskriditkan Nabi dan mengatakan bahwa dia telah gila atau telah mengada-adakan suatu kebohongan besar, terhadap Allah dengan mengatakan bahwa berita itu adalah wahyu yang diturunkan kepadanya.

Mungkin kebanyakan orang awam akan terpengaruh dengan cemoohan dan olok-olok itu dan mereka memandang rendah dan hina terhadap Nabi yang membawa berita itu. Tetapi bagi orang yang berpikir dan mempertimbangkan apakah hal itu mungkin atau tidak akan lain halnya apalagi bagi orang-orang yang telah diterangi hatinya oleh iman dan petunjuk.

Oleh sebab itu Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat akan mendapat siksaan dan berada dalam kesesatan yang nyata Mereka akan mendapat siksaan baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia mereka akan menjadi orang-orang yang sesat di tengah perjalanan hidupnya tak tentu arah yang akan dituju, selalu dalam kegelisahan dan keragu-raguan.

Orang-orang yang tidak mempunyai akidah dan tidak percaya kepada keadilan Allah, kepada hari akhirat akan selalu terombang-ambing dalam kebingungan. Ia tidak mempunyai cita-cita dan harapan untuk mendapat keadilan karena apa yang ditemui dan dilihatnya di dunia ini penuh dengan kepincangan, kelaliman perampasan hak orang lain, orang yang lemah menjadi mangsa dan makanan bagi yang kuat. Kalau keadilan hanya berlaku di dunia saja ke manakah orang-orang teraniaya akan mengadukan nasibnya?

Lain halnya orang-orang yang beriman yang percaya sepenuhnya akan keadilan Tuhan dan adanya perhitungan amal perbuatan manusia di akhirat nanti, tentulah ia akan yakin sepenuhnya bahwa bila ia teraniaya Allah akan membalas orang yang menganiayanya, dengan balasan yang setimpal, kalau, tidak di dunia ini, di akhirat pasti pembalasan itu akan terlaksana.

Bagi orang yang teraniaya, karena kelemahannya dia tidak dapat mengambil haknya, dia percaya pula bahwa Allah Maha Adil pasti akan mengembalikan haknya akan mengganti kerugiannya dengan yang lebih baik, apalagi ia tetap bersabar dan bertawakkal sepenuhnya kepada Tuhannya. Bahkan di akhirat nanti Allah akan memberi balasan yang berlipat ganda atas kesabaran dan ketawakalannya.

Kepercayaan kepada adanya hari akhirat adalah suatu rahmat dan karunia bagi seorang hamba Allah untuk menentukan hidupnya. Berlainan sekali dengan orang-orang yang tidak mempercayainya karena mereka akan selalu resah dan gelisah selalu berada dalam kesesatan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apakah dia mengada-adakan) lafal Aftaraa pada asalnya adalah A-iftaraa, kemudian Hamzah Washalnya tidak dibutuhkan lagi karena Hamzah Istifham sudah difathahkan, sehingga menjadi Aftaraa (kebohongan terhadap Allah) dalam hal tersebut (ataukah ada padanya penyakit gila?) yakni gangguan pada otaknya hingga ia mengkhayal yang bukan-bukan. Maka, Allah berfirman menyanggah mereka, ("Tidak, tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat) yang di dalamnya terdapat hari berbangkit dan azab pembalasan (berada dalam siksaan) di akhirat nanti (dan kesesatan yang jauh.) dari kebenaran dalam kehidupan dunia.
««•»»
Has he invented (read a’ftarā; the hamza, read with a fatha vowelling, is for the interrogative and suffices in place of the conjunctive hamza) a lie against God, in this [respect], or is there a madness in him, [does he suffer] a dementia on account of which he has imagined that? God, exalted be He, says: Nay, but those who do not believe in the Hereafter, that comprises resurrection and chastisement, will be in the chastisement, thereat, and in error that is far, from the truth, in this world.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#34:8

[034] Saba' Ayat 007

««•»»
Surah Saba' 7

وَقالَ الَّذينَ كَفَروا هَل نَدُلُّكُم عَلىٰ رَجُلٍ يُنَبِّئُكُم إِذا مُزِّقتُم كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّكُم لَفي خَلقٍ جَديدٍ
««•»»
waqaala alladziina kafaruu hal nadullukum 'alaa rajulin yunabbi-ukum idzaa muzziqtum kulla mumazzaqin innakum lafii khalqin jadiidin
««•»»
Dan orang-orang kafir berkata (kepada teman-temannya). "Maukah kamu kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki {1235} yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya, sesungguhnya kamu benar-benar (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru?
{1235} Dimaksud dengan seorang laki-laki oleh orang-orang kafir itu ialah Nabi Muhammad s.a.w., sebagai penghinaan mereka terhadapnya.
««•»»
The faithless say, ‘Shall we show you a man who will inform you [that] when you have been totally rent to pieces you will indeed have a new creation?
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan bagaimana mendalamnya keingkaran orang-orang kafir terhadap terjadinya Hari Kiamat atau bagaimana hebatnya cemoohan dan olok-olok mereka terhadap Nabi Muhammad yang memberitakan akan terjadinya Hari Kiamat itu.

Mereka berkata antara sesama mereka apakah kamu mengetahui bahwa ada seorang laki-laki yang mengatakan bahwa apabila kita telah mati dan dikuburkan kemudian tubuh dan tulang-belulang kita telah menjadi hancur luluh, semuanya, nanti sesudah itu akan hidup kembali untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita?

Orang yang mengatakan hal itu tiada lain melainkan Muhammad sendiri yang mendakwahkan bahwa dia menerima wahyu dari Tuhannya. Mereka menganggap bahwa ini adalah suatu peluang besar bagi mereka untuk mempengaruhi pendapat umum untuk mendeskriditkan Nabi dan mengatakan bahwa dia telah gila atau telah mengada-adakan suatu kebohongan besar, terhadap Allah dengan mengatakan bahwa berita itu adalah wahyu yang diturunkan kepadanya.

Mungkin kebanyakan orang awam akan terpengaruh dengan cemoohan dan olok-olok itu dan mereka memandang rendah dan hina terhadap Nabi yang membawa berita itu. Tetapi bagi orang yang berpikir dan mempertimbangkan apakah hal itu mungkin atau tidak akan lain halnya apalagi bagi orang-orang yang telah diterangi hatinya oleh iman dan petunjuk.

Oleh sebab itu Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat akan mendapat siksaan dan berada dalam kesesatan yang nyata Mereka akan mendapat siksaan baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia mereka akan menjadi orang-orang yang sesat di tengah perjalanan hidupnya tak tentu arah yang akan dituju, selalu dalam kegelisahan dan keragu-raguan.

Orang-orang yang tidak mempunyai akidah dan tidak percaya kepada keadilan Allah, kepada hari akhirat akan selalu terombang-ambing dalam kebingungan. Ia tidak mempunyai cita-cita dan harapan untuk mendapat keadilan karena apa yang ditemui dan dilihatnya di dunia ini penuh dengan kepincangan, kelaliman perampasan hak orang lain, orang yang lemah menjadi mangsa dan makanan bagi yang kuat. Kalau keadilan hanya berlaku di dunia saja ke manakah orang-orang teraniaya akan mengadukan nasibnya?

Lain halnya orang-orang yang beriman yang percaya sepenuhnya akan keadilan Tuhan dan adanya perhitungan amal perbuatan manusia di akhirat nanti, tentulah ia akan yakin sepenuhnya bahwa bila ia teraniaya Allah akan membalas orang yang menganiayanya, dengan balasan yang setimpal, kalau, tidak di dunia ini, di akhirat pasti pembalasan itu akan terlaksana.

Bagi orang yang teraniaya, karena kelemahannya dia tidak dapat mengambil haknya, dia percaya pula bahwa Allah Maha Adil pasti akan mengembalikan haknya akan mengganti kerugiannya dengan yang lebih baik, apalagi ia tetap bersabar dan bertawakkal sepenuhnya kepada Tuhannya. Bahkan di akhirat nanti Allah akan memberi balasan yang berlipat ganda atas kesabaran dan ketawakalannya.

Kepercayaan kepada adanya hari akhirat adalah suatu rahmat dan karunia bagi seorang hamba Allah untuk menentukan hidupnya. Berlainan sekali dengan orang-orang yang tidak mempercayainya karena mereka akan selalu resah dan gelisah selalu berada dalam kesesatan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan orang-orang kafir berkata) sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain dengan nada yang penuh keheranan, ("Maukah kalian kami tunjukkan kepada kalian seorang laki-laki) yang mereka maksud adalah Nabi Muhammad (yang memberitakan kepada kalian) yang membawa berita kepada kalian, bahwasanya (apabila badan kalian telah hancur) telah berantakan (sehancur-hancurnya) menjadi berkeping-keping (sesungguhnya kalian akan dibangkitkan kembali dalam ciptaan yang baru?")
««•»»
And those who disbelieve say, that is, some of them say to others in order to provoke disbelief [in them]: ‘Shall we show you a man — namely, Muhammad (s) — who will inform you that when you have been utterly torn to pieces you shall indeed be created anew?’
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#34:7

[034] Saba' Ayat 006

««•»»
Surah Saba' 6

وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
««•»»
wayaraa alladziina uutuu al'ilma alladzii unzila ilayka min rabbika huwa alhaqqa wayahdii ilaa shiraathi al'aziizi alhamiidi
««•»»
Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
««•»»
Those who have been given knowledge see that what has been sent down to you from your Lord is the truth and [that] it guides to the path of the All-mighty, the All-laudable.
««•»»

Berbeda dengan orang kafir yang tidak mau mempergunakan akal dan pikirannya dan secara apriori menolak apa yang diberitakan Alquran. Allah menerangkan bahwa ada di antara orang-orang Ahli Kitab yang mengakui bahwa apa yang diberitakan dalam Alquran tentang akan datangnya Hari Kiamat adalah benar dan tidak dapat diragukan lagi seperti Abdullah bin Salam, Ka'ab dan lainnya dan Alquran adalah petunjuk dari Allah kepada jalan yang lurus yang harus dipedomani oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, karena di dalam Alquran itu terdapat undang-undang, peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang sesuai dengan fitrah manusia sesuai lingkungan hidupnya dan pasti akan membawa keberuntungan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan berpendapat) yakni telah mengetahui (orang-orang yang diberi ilmu) yang dimaksud adalah orang-orang yang beriman dari kalangan ahli kitab, seperti Abdullah bin Salam dan teman-temannya (bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu) yakni Alquran (itulah) keputusan (yang benar dan menunjuki manusia kepada jalan) tuntunan (Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji) Allah yang memiliki keperkasaan lagi terpuji.
««•»»
And those who have been given knowledge — the believers from among the People of the Scripture, such as ‘Abd Allāh b. Salām and his companions — see, they know, that what has been revealed to you from your Lord, that is, the Qur’ān, is the, decisive, truth, and [that] it guides to the path, the way, of the Mighty, the Praised, in other words, of God, the Lord of Might Who is ever-praised.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#34:6

[034] Saba' Ayat 005



««•»»
Surah Saba' 5

وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ
««•»»
waalladziina sa'aw fii aayaatinaa mu'aajiziina ulaa-ika lahum 'adzaabun min rijzin aliimin
««•»»
Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab Kami), mereka itu memperoleh azab, yaitu (jenis) azab yang pedih.
««•»»
But those who contend with Our signs seeking to thwart [their purpose], for such is a painful punishment due to defilement[1].
[1] That is, owing to their inward defilement. According to an alternate reading which makes alīm the attribute of rijz, the translation will be: ‘for such is the torment of a painful punishment.’
««•»»

sebaliknya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah berusaha menghalang-halangi orang-orang untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka mendustakan hari berbangkit, memperolok-olokkan orang yang mempercayainya, menyangka bahwa mereka akan luput dari azab Allah karena kesombongan dan keingkaran mereka, maka mereka ini akan memperoleh azab yang sangat pedih dan akan dilemparkan ke dalam neraka Jahim. Demikianlah hikmah kebijaksanaan dan keadilan Allah menyediakan hari berbangkit supaya manusia menerima balasan sesuai dengan amal perbuatannya. Mustahil Allah akan menyamakan hamba-Nya yang berbuat baik dengan hamba-Nya yang berbuat jahat.

Allah berfirman pada ayat ini:
أم نجعل الذين أمنوا وعملوا الصالحات كالمفسدين في الأرض أم نجعل المتقين كالفجار
Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?
(QS. Shaad [38]:28)

Dan firman-Nya:
لا يستوي أصحاب النار وأصحاب الجنة أصحاب الجنة هم الفائزون
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga, penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.
(QS. Al Hasyr [59]:20)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan orang-orang yang berusaha untuk) menentang atau membatalkan (ayat-ayat Kami) yaitu Alquran (dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri dari Kami) dan menurut qiraat yang lain, lafal Mu'aajiziina pada ayat ini dan pada ayat yang lainnya nanti dibaca Mu'jiziina.

Maksudnya menganggap Kami tidak mampu mengazab mereka, atau mereka beranggapan dapat melepaskan diri dari azab Kami, karena mereka mempunyai dugaan, bahwa tidak ada hari berbangkit dan tidak ada azab.

(mereka itu memperoleh buruknya azab) azab yang paling buruk (yang pedih) yang menyakitkan, kalau dibaca Aliimin berarti menjadi sifat daripada lafal Rijzin dan kalau dibaca Aliimun berarti menjadi sifat daripada lafal 'Adzaabun.
««•»»
And those who strive against, [who strive] to invalidate, Our signs, namely, the Qur’ān, deeming Us inomnipotent (mu‘ajjizīna, a variant reading [of this] here and later on [in verse 38, below] is mu‘ājizīna: [so that respectively these mean] ‘deeming that We are incapable’ [mu‘ajjizīna], or [if read mu‘ājizīna] ‘vying with Us, in order to elude Us’) for they suppose that there is no [such thing as] resurrection or punishment — for such there will be a chastisement of an awful punishment’ (read either alīmin or alīmun [respectively] as an adjectival qualification of rijzin, ‘punishment’ or ‘adhābun, ‘chastisement’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#34:5

[034] Saba' Ayat 004

««•»»
Surah Saba' 4

لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
««•»»
liyajziya alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati ulaa-ika lahum maghfiratun warizqun kariimun
««•»»
Supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezki yang mulia.
««•»»
that He may reward those who have faith and do righteous deeds. For such there will be forgiveness and a noble provision.
««•»»

Adapun orang-orang yang beriman percaya kepada Allah dan Rasul-Nya percaya kepada Hari Berbangkit dan membuktikan keimanan mereka dengan mengerjakan amal saleh menjauhi perbuatan yang dilarang Allah. Maka mereka akan memperoleh ampunan dari Allah Yang Maha Pengampun, Allah akan mengampuni kesalahan mereka dan menghapuskan dosa mereka,

sesuai dengan firman-Nya:
إن الحسنات يذهبن السيئات ذلك ذكرى للذاكرين
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
(QS. Huud [11]:114)

Mereka akan memperoleh rezeki mulia dan kehidupan bahagia di dalam surga Janatun Na'im.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Supaya Allah memberi balasan) pada hari kiamat itu (kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezeki yang mulia.") rezeki yang baik di surga.
««•»»
that He may requite, thereat, those who believe and perform righteous deeds — for such there will be forgiveness and a fair provision, in Paradise.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 3][AYAT5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#34:4

[034] Saba' Ayat 003

««•»»
Surah Saba' 3

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَأْتِينَا السَّاعَةُ قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَالِمِ الْغَيْبِ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
««•»»
waqaala alladziina kafaruu laa ta/tiinaa alssaa'atu qul balaa warabbii lata/tiyannakum 'aalimi alghaybi laa ya'zubu 'anhu mitsqaalu dzarratin fii alssamaawaati walaa fii al-ardhi walaa ashgharu min dzaalika walaa akbaru illaa fii kitaabin mubiinin
««•»»
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)",
««•»»
The faithless say, ‘The Hour will not overtake us.’ Say, ‘Yes indeed, by my Lord, it will surely come to you.’ —The Knower of the Unseen, not [even] an atom’s weight escapes Him in the heavens or in the earth, nor [is there] anything smaller than that nor bigger, but it is in a manifest Book,
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan bagaimana sesatnya orang-orang kafir yang mengingkari hari Kiamat dan mengatakan bahwa hidup ini hanya hidup di dunia saja.

Mereka mengatakan bahwa kehidupan akhirat yang diberitakan Muhammad saw adalah omong kosong belaka, suatu yang tidak mungkin terjadi karena tubuh manusia setelah masuk kubur akan hancur luluh tak berbekas apalagi setelah berlalu atasnya masa yang panjang.

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya menolak dengan keras anggapan orang-orang kafir yang sesat itu. Allah memerintahkan supaya dia bersumpah dengan menyebut nama Allah bahwa hari Kiamat itu pasti datang. Ayat ini adalah salah satu dari tiga ayat yang menyuruh Nabi Muhammad saw supaya bersumpah dengan menyebut nama Allah sebagai bantahan terhadap keingkaran orang-orang kafir,
seperti ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
ويستنبئونك أحق هو قل إي وربي إنه لحق وما أنتم بمعجزين
Dan mereka menanyakan kepadamu "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: "Ya", demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya).
(QS. Yunus [10]:53)

Yang kedua dalam surah At Tagabun:
زعم الذين كفروا أن لن يبعثوا قل بلى وربي لتبعثن ثم لتنبؤن بما عملتم وذلك على الله يسير
Artinya:
Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian. demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(QS. At Tagabun [64]:7)

Dan yang ketiga, ayat 3 surah Saba' ini, demikian kerasnya bantahan yang harus diucapkan oleh Nabi Muhammad terhadap keingkaran orang kafir tentang Hari Berbangkit, karena Hari Berbangkit itu adalah suatu hikmah dan kebijaksanaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya.

Suatu hikmah dan kebijaksanaan yang tidak dipahami oleh orang-orang kafir atau mereka tidak mau memahaminya. Hikmah dan kebijaksanaan itu ialah, Allah tidak akan membenarkan hamba-hamba-Nya untuk berbuat sekehendak hatinya.

Allah telah menjelaskan dengan perantaraan Rasul-rasul-Nya bahwa barangsiapa yang berbuat kejahatan atau kelaliman akan dibalas dengan balasan yang setimpal baik di dunia maupun di akhirat. Kalau seorang hamba belum dapat balasan di dunia atas kejahatannya karena kedudukannya atau kepintarannya menyembunyikan kejahatan itu, maka balasannya pasti akan diterimanya di akhirat nanti.

Demikian pula halnya hamba-hamba Allah yang berbuat kebaikan. Ini adalah hikmah dan kebijaksanaan Allah Yang Maha Adil, Maha Mengetahui segala perbuatan hamba-hamba-Nya.

Pada Hari Berbangkit semua amal perbuatan manusia mendapat balasan yang wajar walaupun di dunia sudah mendapat siksaan apalagi bagi hamba Allah yang belum menerima balasannya. Mengingkari Hari Kiamat dan hari pembalasan berarti mengingkari hikmah kebijaksanaan Allah Yang Maha Adil dan Maha Kuasa.

Kemudian Allah menerangkan bahwa Dia mengetahui semua yang ada dan yang terjadi di langit dan di bumi, tak ada suatupun yang tersembunyi bagi-Nya, walaupun sebesar zarah (zat atom) sekalipun karena semua itu telah termaktub dalam Lohmahfuz. Janganlah seorang hamba Allah mengira bahwa apapun amal perbuatannya walau bagaimanapun kecilnya atau bagaimanapun ia berusaha menutupi dan menyembunyikannya luput dari pengetahuan Allah. Pastilah Allah mengetahuinya dan Dia akan membalas perbuatan itu baik di dunia, maupun di akhirat sesuai dengan hikmah kebijaksanaan dan keadilan-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan orang-orang yang kafir berkata, "Hari terakhir itu tidak akan datang kepada kami") yakni hari kiamat. (Katakanlah) kepada mereka, ("Pasti datang, demi Rabbku Yang mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepada kalian) kalau dibaca `Aalimil Ghaibi berarti menjadi sifat dari lafal Rabbii.

Kalau dibaca `Aalimul Ghaibi berarti menjadi Khabar dari Mubtada, sehingga artinya menjadi seperti berikut, Ya, pasti datang, demi Rabbku, hari kiamat itu pasti akan datang kepada kalian; Dia mengetahui yang gaib.

Bacaan yang kedua ini lebih sesuai dengan kalimat yang sesudahnya, yaitu, (tidak ada yang tersembunyi) tiada yang tidak tampak (bagi-Nya seberat) sebesar (zarah pun) zarah artinya semut yang paling kecil (yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan semuanya tercatat dalam Kitab yang nyata.) Kitab yang jelas, yang dimaksud adalah Lohmahfuz.

««•»»
And those who disbelieve say, ‘The Hour, the Resurrection, will never come to us’. Say, to them: ‘Yes indeed, by my Lord, it shall come to you — [by] the Knower of the Unseen (read ‘ālimi’l-ghaybi as an adjectival qualification [of wa-rabbī, ‘by my Lord’], or read ‘ālimu’l-ghaybi, as the predicate of a [missing] subject [such as huwa, ‘He is’]; or read ‘allāmi’l-ghaybi). Not [even] the weight of an atom escapes, is hidden [from], Him in the heavens or in the earth, nor [is there] anything smaller than that or greater, but it is in a Manifest Book, namely, the Preserved Tablet (al-lawh al-mahfūz),
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2][AYAT 4]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
3of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=34&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#34:3